Once upon a time, I had a dream. A dream where everything is possible. A dream where I can see things in foreign countries. A dream where I can touch things out of my reach.
And it's the most beautiful dream I have ever had
Art & Story by me
[THE CONTENT BELOW IS IN INDONESIAN]
Ketika saya melihat berbagai iklan dan video di berbagai sumber, baik internet maupun televisi, saya melihat betapa cepatnya kemajuan teknologi. Saya sadar, bahwa tidak lama lagi impian saya akan tercapai, impian yang terdengar mustahil beberapa tahun yang lalu. Sekarang, saya akan menceritakan sesuatu, mengenai mimpi seorang gadis kecil.
Pada suatu ketika, hidup seorang gadis kecil yang suka bermimpi. Gadis itu melihat betapa menakjubkannya dunia di buku-buku, seperti lautan, gunung-gunung, hutan, langit yang luas, dan masih banyak hal lain yang membuat mata gadis itu berbinar-binar.
Ia pernah bermimpi, dan di mimpi itu ia terbang jauh ke angkasa. Dengan tubuh melayang di atas langit yang luas, awan yang dingin menyelimuti tubuhnya, menggelitik kulitnya. Tubuhnya terangkat semakin tinggi, dan ia pun dapat melihat dengan jelas apa yang tidak bisa ia lihat dengan mata kepalanya sendiri selama ini. Lautan yang sangat luas, berwarna biru, dengan bayangan ikan raksasa yang berukuran ratusan kali lipat dari tubuh gadis itu, berenang-renang di balik permukaan laut.
Ia pun pernah bermimpi, dan di mimpi itu ia berlari sangat cepat, begitu cepat hingga kakinya dapat melayang menjauhi tanah. Hari itu, di dalam mimpi, malam telah menutup hari. Namun, di dunia di mimpi sang gadis, malam tidak gelap dan menakutkan. Kunang-kunang beterbangan dan cahaya bulan bersinar dengan sangat terang. Gadis itu terus berlari, berlari, dan berlari menuju ke bulan yang bulat dan berwarna keemasan.
Demikian gadis itu terus bermimpi, memimpikan hal-hal indah yang hanya dapat ia temui di dalam buku dan di pulau kapuk. Gadis itu pun bertumbuh menyadari berbagai hal. Salah satunya, bahwa bukan hanya pemandangan dan hal-hal indah yang sulit digapai oleh manusia. Ia menyadarinya ketika salah satu keluarganya yang cukup dekat dengannya pergi meninggalkannya. Ia tidak dapat lagi menggapai keluarganya yang telah pergi.
Bukan hanya satu, melainkan dua. Anggota keluarga keduanya yang meninggalkannya tinggal di tempat yang sangat jauh, sehingga gadis itu tidak dapat berbuat apa-apa. Bahkan, di saat-saat terakhir anggota keluarga itu di dunia, gadis itu tidak dapat menemaninya. Ketika seseorang yang kita sayangi pergi dari dunia ini, hal yang paling menyesalkan adalah ketika kita tidak dapat menemaninya di detik-detik terakhirnya, atau bahkan tidak dapat menghadiri acara pemakamannya.
Waktu terus berjalan, dan gadis itu menyadari bahwa banyak orang yang mengalami kejadian yang sama dengannya. Salah satunya adalah orang terdekat dan orang yang paling gadis itu percaya. Gadis itu menyadari bahwa jarak telah memisahkan banyak orang, walau sesungguhnya jarak bisa ditutup dengan mudah.
Gadis yang dulu hanya dapat bermimpi, kini bertekad untuk mewujudkan mimpinya. Membuat segala hal menjadi mungkin, mewujudkan mimpi setiap orang, menghadirkan orang yang berada di luar pulau, memperlihatkan segala hal yang ada di luar negeri, segalanya mungkin dengan Augmented Reality.
Bukan Augmented Reality biasa, sang gadis ingin memanjakan setiap indera yang ada pada tubuh manusia. Sehingga, manusia dapat bertemu dengan orang-orang yang dicintainya, walau terpisah dengan jarak yang sangat jauh. Bukan hanya bertemu, tapi juga merasakan kehadiran dan kehangatan orang-orang tersebut.
Dan sebentar lagi, impian sang gadis... impian saya, akan tercapai.